Simpati dan Empati
- Remaja
- March 17, 2024
- 4 minutes read
Halo teman-teman se-Dhamma semua, sotthi hontu! Pada hari Minggu, 17 Maret 2024, Remaja VJDJ mengadakan Dhammadesana dengan tema “Simpati dan Empati” Oleh Romo Ariya di SMP. Kami sudah merangkumnya untuk teman-teman. Yuk kita simak rangkumannya bersama-sama!
Apa itu Simpati?
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), simpati adalah:
- Rasa kasih, rasa setuju (kepada seseorang)
- Keikutsertaan merasakan perasaan (senang, susah, sedih, gembira, dan lain lain)
Menurut Wikipedia, simpati atau Nuraga adalah suatu proses kejiwaan dimana seorang individu merasa tertarik pada seseorang atau sekelompok orang karena sikap, penampilan, wibawa, atau perbuatannya yang sedemikian rupa.
Simpati melibatkan proses evaluasi atau penilaian sebelum menentukan tertarik atau tidak, sehingga merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain itu akan menjadi emosi yang sangat mendalam.
Bentuk dari simpati juga dapat berupa dukungan yang dilakukan secara spontan karena merupakan hasil dari respon tertarik yang datangnya tidak bisa diduga-duga.
Dalam keadaan emosional, simpati merupakan kumpulan dari afinita atau ketertarikan sosial di mana satu orang berdiri dengan orang lain, sangat memahami perasaannya.
Simpati ada ketika perasaan atau emosi seseorang dipahami dan dihargai secara mendalam oleh orang lain.
Selain itu, faktor simpati muncul bukan dari pemikiran yang logis rasional tetapi berdasarkan penilaian perasaan, sebagaimana dalam proses identifikasi.
Orang tiba-tiba merasa tertarik kepada orang lain bukan karena salah satu ciri tertentu, tetapi karena keseluruhan cara tingkah laku orang lain tersebut.
Apa itu Empati?
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), empati adalah keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain.
Namun, secara keseluruhan Empati adalah kemampuan dengan berbagai definisi yang berbeda yang mencakup spektrum yang luas, berkisar pada orang lain yang menciptakan keinginan untuk menolong sesama, mengalami emosi yang serupa dengan emosi orang lain, mengetahui apa yang orang lain rasakan dan pikirkan.
Empati terbagi menjadi 2 yaitu:
- Empati Kognitif
Empati kognitif adalah kemampuan untuk memahami perasaan dan pemikiran seseorang. Empati kognitif membuat kita menjadi komunikator yang lebih baik, karena membantu kita menyampaikan informasi dengan cara yang paling baik menjangkau orang lain. - Empati Emosional
Empati emosional (juga dikenal sebagai empati afektif) adalah kemampuan untuk membagikan perasaan orang lain. Beberapa orang menggambarkannya sebagai “Rasa sakit di hatiku”. Jenis empati ini membantu kita membangun hubungan emosional dengan orang lain.
Ada pula Perbedaan antara Simpati dan Empati, yaitu:
- Simpati merupakan sifat merasa iba, dan biasanya tak terlalu mendalam. Simpati pada umumnya tak menunjukkan sikap prihatin terhadap apa yang orang lain rasakan tanpa adanya memandang bahwa perlu atau tidaknya membantu seseorang tersebut untuk menangani kesulitannya.
- Empati merupakan sikap yang lebih mendalam, karena seseorang akan lebih merasakan kesedihan orang lain serta tahu apa yang sedang orang lain rasakan ketika dalam situasi tersebut. Saat sikap ini muncul, seseorang biasanya juga akan lebih berusaha bekerja sama untuk mencari penyelesaian masalah.
Simpati dan empati menurut Sang Buddha, yaitu:
- Metta, perasaan cinta kasih dan kasih sayang tanpa pamrih.
- Karuna, perasaan kasihan atas penderitaan orang lain.
- Mudita, perasaan simpati atas keberhasilan orang lain.
- Upekha, perasaan yang seimbang.
“Dengan kita selalu menerapkan sikap simpati dan juga empati semoga dapat menciptakan keramahan, juga menciptakan kedamaian antar sesama, dan mengendalikan konflik sosial.”
Demikian rangkuman tentang “Simpati dan Empati” yang dibawakan oleh Romo Ariya di SMP, semoga rangkuman ini dapat bermanfaat bagi kehidupan kita sehari-hari ya teman-teman.
Terima kasih
Sotthi Hontu!