Menyembah Enam Arah
- Puja Bakti Umum
- March 10, 2024
- 6 minutes read
Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammāsambuddhassa
“Pūjā ca pūjanīyānaṁ, etammaṅgalamuttamaṁ.“
“Menghormat yang patut dihormat, itulah Berkah Utama.“
(Maṅgala Sutta)
Demikianlah yang kudengar, suatu ketika sang Sang Bhagavā sedang menetap di Rajagaha, di Hutan Bambu, Taman Tupai, pada saat itu Sigālaka, Putera seorang perumah-tangga, setelah bangun pagi dan keluar dari Rājagaha, sedang menyembah, dengan pakaian dan rambut basah dan tangan dirangkapkan, ke arah yang berbeda-beda, ke Timur, Selatan, Barat dan Utara, ke Bawah dan ke Atas.
Dan Sang Bhagavā, setelah bangun pagi dan merapikan jubah, membawa jubah dan mangkuknya pergi ke Rājagaha untuk menerima dana makanan. Dan melihat Sigālaka menyembah arah yang berbeda-beda, Beliau berkata: “Putera Perumah-tangga, mengapa engkau bangun pagi untuk menyembah arah yang berbeda-beda?”
“Yang Mulia, ayahku, Ketika menjelang meninggal dunia, menyuruhku melakukan hal ini. Dan karena itu, demi hormatku terhadap kata-kata ayahku, yang sangat kuhargai, kuhormati, dan kusucikan, aku bangun pagi dan menyembah dengan cara ini ke enam arah.”
Tetapi, Putera perumah-tangga, itu bukanlah cara yang benar dalam menyembah enam arah menurut disiplin Yang Mulia.”
‘Jadi, Yang Mulia, bagaimanakah seharusnya seseorang menyembah enam arah menurut disiplin Yang Mulia? Baik sekali jika Sang Bhagavā, mengajariku cara yang benar dalam menyembah enam arah menurut disiplin Yang Mulia.”
“Maka, dengarkanlah dan perhatikanlah, Putera perumah-tangga, aku akan menjelaskan”
“Baik Yang Mulia.” Jawab Sigālaka, dan sang Bhagavā berkata sebagai berikut:
“Dan bagaimanakah, Putera perumah-tangga, siswa Ariya melindungi enam arah penjuru? Enam hal ini harus dianggap sebagai enam penjuru, Timur menunjukkan ibu dan ayah, Selatan menunjukkan guru-guru, Barat menunjukkan istri dan anak-anak, Utara menunjukkan teman-teman dan rekan-rekan, Bawah menunjukkan para pelayan, pekerja dan pembantu, Atas menunjukkan para pertapa dan Brahma.
Ada lima cara bagi seorang Putera untuk melayani ibi dan ayahnya sebagai arah timur. (ia harus berpikir.) ‘setelah disokong mereka, aku akan menyokong mereka. Aku akan melakukan tugas-tugas mereka untuk mereka. Aku harus menjaga tradisi keluarga. Aku akan berharga bagi silsilahku. Setelah orang tuaku meninggal dunia aku akan membagikan persembahan mewakili mereka. Dan ada lima cara oleh orang tua, yang dilayani demikian oleh Putera mereka sebagai arah timur, akan membalas; mereka harus menjauhkannya dari kejahatan, mendukungnya dalam melakukan dalam melakukan kebaikan, mengajarkannya keterampilan, mencarikan istri yang layak dan, pada waktunya, mewariskan warisan kepadanya. Dengan demikian arah Timur telah dicakup, memberikan kedamaian dan bebas dari ketakutan di arah itu.
Ada lima cara bagi seorang murid untuk melayani guru-guru mereka sebagai arah Selatan, dengan bangkit menyapanya, dengan melayaninya, dengan memperhatikan, dengan membantunya, dengan menguasai keterampilan yang mereka ajarkan. Dan ada lima cara bagi guru yang dilayani demikian oleh murid mereka sebagai arah Selatan, dapat membalas, mereka akan memberikan instruksi yang menyeluruh, memastikan mereka menangkap apa yang seharusnya mereka tangkap, memberikan landasan menyeluruh terhadap semua keterampilan, merekomendasikan mereka kepada teman dan rekan mereka, dan memberikan keamanan di segala penjuru, dengan demikian arah Selatan telah dicakup, memberikan kedamaian dan bebas dari ketakutan di arah itu.
Ada lima cara bagi seorang suami untuk melayani istri mereka sebagai arah Barat, dengan menghormatinya, dengan tidak merendahkannya, dengan setia kepadanya, dengan memberikan kekuasaan kepadanya, dengan memberikan perhiasan kepadanya. Dan ada lima cara bagi seorang istri yang dilayani demikian sebagai arah Barat, dapat membalas, dengan mengatur pekerjaannya dengan benar, dengan bersikap baik kepada para pelayan, dengan setia kepadanya, dengan menjaga tabungan, dan dengan terampil dalam semua yang harus ia lakukan. Dengan demikian arah Barat telah dicakup, memberikan kedamaian dan bebas dari ketakutan di arah itu.
Ada lima cara bagi seorang untuk melayani teman dan rekan-rekan mereka sebagai arah Utara, dengan pemberian, dengan kata-kata yang baik, dengan menjaga kesejahteraan mereka, memperlakukan mereka seperti diri sendiri, dengan menepati janjinya. Dan ada lima cara bagi teman dan rekan, yang dilayani demikian sebagai arah Utara, dapat membalas, dengan menjaganya saat ia lengah, dengan menjaga hartanya saat ia lengah, dengan menjadi pelindung baginya saat ia ketakutan, dengan tidak meninggalkannya saat ia berada dalam masalah, dan dengan menjadi pelindung baginya saat ia ketakutan, dan dengan menunjukkan perhatian terhadap anak-anaknya. Dengan demikian arah Utara telah dicakup, memberikan kedamaian dan bebas dari ketakutan di arah itu.
Ada lima cara bagi seorang majikan untuk melayani para pelayan dan para pekerjanya sebagai arah Bawah, dengan mengatur pekerjaan mereka sesuai kemampuan mereka, dengan memberikan makan dan upah, dengan merawat mereka ketika sakit, dengan berbagi makanan lezat dengan mereka, dan dengan memberikan hari libur pada waktu yang tepat. Dan ada lima cara bagi para pelayan dan pekerja, yang dilayani demikian sebagai arah Bawah, dapat membalas, dengan bangun tidur lebih pagi daripada majikannya, dengan pergi tidur lebih larut daripada majikannya, mengambil hanya apa yang diberikan, melakukan tugas-tugas mereka dengan benar, dan menjadi pembawa pujian dan reputasi baik bagi majikannya. Dengan demikian arah Bawah telah dicakup, memberikan kedamaian dan bebas dari ketakutan di arah itu.
Ada lima cara bagi seorang untuk melayani para petapa dan Brahmana sebagai arah Atas, dengan bersikap baik dalam jasmani, ucapan, dan pikiran, dengan membuka pintu bagi kedatangan mereka, dengan memberikan barang-barang kebutuhan fisik mereka. Dan ada enam cara bagi para pertapa dan Brahmana, yang dilayani demikian sebagai arah Atas, dapat membalas, mereka akan menjauhkannya dari kejahatan, mendukungnya dalam melakukan kebaikan, berbelas kasihan kepadanya, mengajarinya apa yang belum pernah ia dengar, menjelaskan apa yang telah ia dengar, dan menunjukkan jalan menuju Alam Surga. Dengan demikian arah Atas telah dicakup, memberikan kedamaian dan bebas dari ketakutan di arah itu. (DN 31: Sigālaka Sutta; III 180-81 187-91).