Cancel Preloader

Menimbun Kebajikan Mendatangkan Kebahagian

Sabbe saṅkhārā aniccāti. Yadā paññāya passati.
Atha nibbindati dukkhe. Esa maggo visuddhiyā.

Segala bentukan adalah tidak kekal. Bila dilihat dengan kebenaran.
Itu akan dapat mengakhiri ketidakpuasan. Itulah jalan untuk mencapai kesucian.

Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammāsambuddhassa

Guru Agung Buddha Gotama membabarkan Dhamma agar kita umat Buddha setiap tambah usia menjadi lebih bijaksana dalam berpikir dan praktik Dhamma. Salah satu harapan umat Buddha adalah bila nanti meninggal bisa terlahir di alam bahagia (sugati).

Guru Agung kita Buddha Gotama menjelaskan bahwa harapan ini bisa tercapai bilamana sekarang kita bisa mengokohkan kemoralan, Pañcasīla. Karena sīla menentukan kelahiran seseorang setelah meninggal. 

Dalam Salleyyaka-Sutta, Buddha menjelaskan bilamana seseorang suka berdana tetapi tidak kokoh silanya ketika meninggal dia masih terlahir di alam sengsara. Tetapi bila seseorang suka berdana dan juga kokoh silanya, bila dia bertekad semoga saya terlahir di alam bahagia setelah meninggal, maka harapannya itu bisa jadi terkabul.

Seperti membangun gedung, jalan layang, atau jembatan. Bilamana fondasinya tidak kokoh bagaimanapun indahnya gedung, jalan layang atau jembatan itu tidak tahan lama atau roboh.

Dilihat dari adanya kemoralan (sīla) ini, maka ada tiga macam manusia dalam kehidupan ini.

  • Manussa-Peto, seorang manusia yang berbatin seperti setan kelaparan (peta). Dia penuh dengan ketamakan dan sangat kikir.

“Yebhuyyayena hi sattā taṇhaya pettivisayaṁ uppajjanti”, artinya semua makhluk yang terlahir sebagai PETA sebagian besar disebabkan oleh kekuatan  ketamakan (lobha).

  • Manussa-tiracchāno, seorang manusia yang berbatin seperti hewan. Dia tidak punya hiri dan ottappa, yaitu tidak malu berbuat jahat dan tidak takut akan buah kejahatannya. Batinnya tertutup oleh kebodohan (moha).

“Mohena hi niccasammulahaṁ tiracchāna yaniyaṁ uppajjanti” artinya semua makhluk dilahirkan menjadi binatang dengan kekuatan kebodohan batin (moha).

  • Manussa-manusso, seorang manusia yang berbatin mengenal kemoralan (sīla). Dalam kehidupannya sekarang tindak tanduknya selalu berpegang pada Dhamma dan kokoh silanya. Bersemangat dan berjuang mengikis sifat lobha, dosa dan moha.

Bilamana rajin praktik Dhamma dan rajin latihan meditasi (bhāvanā), maka batinnya makin tercerahkan dan bisa menyadari dan melihat proses kehidupan dengan kebijaksanaan. Dukkha atau penderitaan menjadi lenyap. Dia telah berada di JALAN KESUCIAN.

SELAMAT TAHUN BARU
1 JANUARI 2023.

Semoga semua makhluk hidup berbahagia.

Bhikkhu Sombat Pavitto

https://www.dhammacakka.org

Related post